"Lillah hita'ala"
Setiap kali kita pasang niat di dalam hati untuk setiap rukun dan wajib Haji, kita akan membisikkan, "Lillah hita'ala" di dalam niat itu.
"Kerana Allah Ta'ala!"
Jika kita sebenar2nya membuat ibadah 'Kerana Allah', kita harus lah mengerti dan memahami apa yang di kehendaki Allah dari ibadah kita.
Adakah Allah ingin melihat gambar2 kita sewaktu kita tawaf? atau melontar? Perlu bukti kah di mana kita pergi dan apa yang kita lakukan?
Camera yang kita bawa dan gambar2 yang kita ambil boleh menjadi racun kepada keihlasan niat!
Terfikirkah kita, apabila mengambil gambar2 khemah dengan kemudahan istimewa, sofa empuk dan makanan sedap, dan berkongsi pula gambar2 itu di FB, adakah ihlas niat kita untuk menginsafkan diri dan bersyukur dengan nikmat dan rahmat Allah? Atau untuk berbangga diri kerana kita mampu mendapatkan layanan istimewa?
Atau untuk siapakah sebenarnya ibadah kita? Mungkin kah untuk kawan2 di FB?
-Hanya kita sendiri yang mengetahui, selain Allah yang sememangnya Maha Mengetahui.
Saya sendiri khuatir sekiranya saya sendiri yang baru pulang dari mengerjakan ibadah Haji - sebenarnya baru pulang dari satu pelancungan ekslusif dan konference terbesar di dunia dan tidak lebih dari itu. Alangkah ruginya.
Bukan kah Allah telah menduga akan ada segolongan manusia yang datang mengerjakan Haji, dan mereka tidak mendapat apa2.
Jika lah semudah kita menghembuskan hingus dan membuang kahak untuk membuang dosa-dosa kita sebelum dan semasa ibadah Haji - alangkah senang nya.
Tetapi dosa-dosa kita tidak zahir.
Dalam usaha membuang dosa, jika hati kita tidak ihlas kepada Allah, boleh membuat kita mengutip dosa baru. Ya Allah~!
Se waktu solat Maghrib di malam sebelum ke Arafah, Ustaz Ahmad dari Muasasah yang kami sertai telah membaca Surah Al-Bakarah ayat 196 ke 202. Beliau seorang Tahfiz dan memahami bahasa Arab dengan mendalam. Ketika membaca ayat2 tersebut kedengaran suara beliau tersedu. Aku cuba memahami maksud ayat2 tersebut, terutama 4 ayat ini. Semoga kita termasuk di dalam golongan yang di sebut di dalam ayat 201 dan 202. Kita juga berdoa supaya tidak lalai dan tidak termasuk di dalam golongan yang di sebut di dalam ayat 200.
199 - Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
200 - Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
201 - Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
202 - Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Wallah hu Aklam.
Sekadar Muhasabah diri sendiri! Ampun maaf jika membuat tuan dan puan Haji dan Hajah terasa hati.
Assalammu'alaikum
ReplyDeleteTak salah Tuan Haji memberi peringatan.
Mungkin ramai yang terima kasih atas pandangan yang begitu bernas.
InsyaAllah mungkin ramai jemaah akan mengambil iktibar dan mengelakkan perkara2 yang telah ditekankan oleh Tuan Haji.
Semoga Allah SWT memberkati niat ikhlas Tuan Haji.Amiinn
Tuan Haji Pak Pin.
ReplyDeleteLike you said lah, niat itu hanya Allah yang tahu. Sebagai manusia kita harus berprasangka baik dengan diri sendiri, dengan manusia lain dan dengan Allah.
Terimakasih di atas peringatan dari Surah Al Bakarah tu. Satu peringatan yang baik, untuk jemaah di masa depan.
Wallahhuaklam.
Terima kasih atas peringatan ini
ReplyDeletesubhanallah, mekaseh di atas peringatan ini...tak terjangka benda2 camni tapi tak mustahil juga...
ReplyDeleteAssalamualaikum. A good post, Pak Pin, and I am hoping our Haji & Hajjah friends take it in the spirit it is written. As a former journalist who still writes (for a living as well as to keep my sanity), I am glad I documented my Hajj in words and pictures. Each time I read what I had written, I was transported back to the Holy Land; almost always I cried, remembering those moments in front of the Kaabah, those heartfelt doas in Arafah, the copious tears whilst praying in the Rawdah, the trials and tribulations, the happiness and sadness.. everything came alive in my mind.
ReplyDeleteLike Anon 5.01 said, it's the niat, which Allah swt only knows. If others choose to misconstrue our niat, so be it, for they don't matter as much as He does.
Salam Tuan Haji..nak tumpang tanya..is it Wallahhu'alam atau Wallahhu Aklam..wondering whether it's a typo bloop or I am the one yang tak tahu..Thanks! Wassalam.
ReplyDeleteAnon 3:54 :-) terimakasih. Aminnnn.
ReplyDelete--
Anon 5:01 :-) I like your comment - kita harus berprasangka baik terhadap diri sendiri jugak! good insight. Next time jumpa ustaz, nak bertanya lebih lanjut mengenai prasangka terhadao diri sendiri atau waswas dari persepsi Islam.
--
pB :-) inshaallah PB akan dapat mengunjungi Mekah dalam masa terdekat ini...
Anon 5:13 :-)
ReplyDelete...ada kemungkinan saya terover sensitif kut dgn benda2 begini...tapi like u said, tak mustahil juga berlaku tanpa di sengaja kan.
contoh: kita letak gambar untuk kenangan peribadi, tetapi orang yang melihat berkata kita riak dan menunjuk2. Perkara begini mencetuskan fitnah hati...yang puncanya tidak di sengajakan. Pada saya elok jika dapat kita elakkkan.
---
Puteri Kama :-)
I too have captured my personal experiences in words and pictures, and they have always serve me well in bringing back the memories - and like you, often accompanied by tears of keinsafan dan kesyukuran.
I have just commented in reply to Anon 5:01 dan Anon 5:13 above, I will attempt to seek further insights from ustaz about Niat, dan persepsi orang dan diri sendiri terhadap niat yang di salah erti.
---
Anon 7:15 :-)
Ejaan yang saya selalu nampak di gunakan ialah
'Wallahuaklam' atau, 'Wallahua'lam'.
Ertinya sama - 'Allah knows best'.
Salam Pp,
ReplyDeleteAda kalanya menjadi insan yang dilupakan lebih baik lagi. Seperti Mariam tatkala mengandungkan Isa. Membawa diri. Tiada siapa yang peduli apa yang kita lakukan, apa yang kita fikirkan, apa yang kita perlukan, apa yang kita sangsikan.... Menjauhi prasangka lebih baik dari mendekati.
Biarlah hanya kita dan Dia yang tahu.